Kamis, 29 Mei 2008

Etika dalam Sikap


Body Language atau yang kita kenal dalam bahasa Indonesia sebagai bahasa tubuh mempunyai hubungan kuat dengan bahasa yang kita ucapkan. Karena bahasa tubuh merupakan cerminan atau alat untuk mengekspresikan setiap ucapan yang keluar dari mulut kita. Namun disini pula diperlukan kejelian serta ketelitian dalam mengkaji etika bahasa tubuh yang tertuang dalam sikap kita sehari-hari. Sikap juga merupakan tempat berekspresi bagi perasaan seseorang. Bahasa tubuh yang tercermin dari sikap bisa berupa gerak mimik wajah, cara duduk, cara berdiri, cara berjalan, dll.
Hendaknya apa yang kita ucapkan dan tunjukkan melalui sikap, haruslah sesuai jangan sampai mengada-ada atau dibuat-buat. Karena hal tersebutlah yang justru akan menyinggung perasaan orang lain. Akan tetapi, kadang-kadang kita juga harus bisa menyembunyikan perasaan kita yang sebenarnya, untuk itulah pada suatu saat kadang sikap kita hanya diam tanpa ekspresi seolah-olah pikiran kita sedang kosong padahal kita hanya tidak ingin menyinggung perasaan orang lain dengan sikap kita yang terpengaruh oleh suasana hati saat itu.
Segala sesuatu yang berlebihan tidaklah baik, sebagai contoh saat seseorang kesal atau marah terhadap sesuatu hal, dia harus bisa menahan emosinya jangan sampai merembet ke hal-hal yang lain. Begitu pun saat bersedih, seseorang tidaklah pantas terlalu mendramatisir kesedihannya itu, yang harus dilakukan adalah menyadari apa yang sedang dialami lalu mencari solusi untuk apa yang sedang dihadapinya tersebut.


Tidak ada komentar: